top of page

Keunikan Tari Topeng Malangan

Kota Malang memiliki kesenian yang tidak kalah bagusnya dengan kota lain di Indonesia, salah satunya Tari Topeng Malangan. Tari Topeng Malangan adalah seni tari tradisional di daerah Malang Jawa Timur, tari ini dipertunjukkan oleh beberapa orang dengan menggunakan topeng dan kostum sesuai tokoh atau cerita yang dibawakan saat pertunjukkan, biasanya Tarian ini membawakan cerita panji dengan tokoh-tokoh seperti Raden Panji Kertapati (Panji Asmarabangun), Dewi Ragil Kuning, Raden Gunungsari dan lain-lain.


Sejarah


Pada masa kerajaan Kanjuruhan yang dipimpin oleh Raja Gajayana, Tari Topeng Malangan ini menjadi tradisi budaya dan religius bagi masyarakat Jawa.


Wayang Topeng Malangan merupakan tradisi budaya dan religiusitas masyarakat Jawa pada umumnya semenjak Kerajaan Kanjuruhan yang dipimpin oleh Raja Gajayana semasa abad ke 8 M.


Saat kekuasaan Kertanegara di Singasari, wayang topeng ceritanya digantikan dengan cerita cerita Panji. Hal ini dapat dipahami ketika Kertanagera waktu itu menginginkan Singasari menjadi kekuasaan yang sangat besar ditanah Jawa. Panji yang didalamnya mengisahkan kepahlawanan dan kebesaran kesatria kesatria Jawa, terutama masa Jenggala dan Kediri.



Pertunjukan Tari Topeng Malangan


Pertunjukan Tari Topeng Malangan ini biasanya dibagi menjadi beberapa sesi. Sesi pertama yaitu Gending giro merupakan iringan musik gamelan yang dilakukan oleh pengrawit untuk menandakan pertunjukan akan dimulai atau memanggil penonton untuk menyaksikan.

Sesi kedua dilakukan salam pembukaan, mengenalkan kepada penonton tentang synopsis cerita yang akan dipertunjukkan.

Dan pada bagian ketiga dilakukan sesajen, yaitu ritual agar pertunjukkan berjalan lancer tidak ada hambatan, dan yang terakhir sesi acara pertunjukkan Tari Topeng Malangan.




Penokohan


Dalam penokohan Tari Topeng Malangan ini sebenarnya memilki cerita yang banyak, tapi kami akan mengambil versi cerita Kedungmonggo, yaitu :

1. Protagonis atau tokoh baik

Tokoh panji yang memiliki ciri mata gabahan, hidung pangotan, ragam hiasnya memakai bunga.

2. Antagonis atau tokoh jahat

Memiliki ciri mata bulat, mempunyai taring dan ragam hiasnya motif binatang.

3. Tokoh lucu

Ciri bentuknya lucu dan tidak terlalu banyak ornament.

4. Tokoh hewan

Cirinya seperti binatang tidak memakai ragam hias.

Para penari menggunakan pakaian tradisional khas Jawa Timur dan menyesuaikan cerita yang diangkat dalam mementaskan tariannya.

bottom of page